“Celvino!”

Tak ada yang menyahut.

“Vin, ya Tuhan!”

Tinggal sunyi.

“Di mana anak setan itu? Hey, Vin! Jangan kabur sendiri, bantu kakak pergi Dari sini!”

Yang berkata demikian adalah putra kedua keluarga Matthias yang elok nan tampan. Rambutnya panjang terlihat klimis disisir rapi ke belakang, beberapa anak rambutnya dibiarkan menghiasi di kedua sisi. Sementara itu, dasi kupu-kupu serta jasnya sudah hilang entah kemana.

Dirinya sekarang sedang dalam pelarian, menghindari pernikahan yang sama sekali tak diinginkan. Persetan dengan sopan santun, dan lelaki sinting yang ingin menikahinya! Sejurus lamanya ia memandang dengan bimbang ke segala penjuru ruangan, lalu berserulah ia dengan suara keras, cukup keras hingga bisa sampai pada yang tak bernyawa, dan tak bertelinga, “Celvino! Bantu kakak pergi dari sini— hmmp”

“Lapor, tuan muda Rayanda sudah berhasil ditemukan.” Seorang lelaki bertubuh kekar yang tak Raya kenal berkata pada alat walkie talkie seraya meringkus tubuhnya.

“Cepat bawa kemari, ikat saja jika dia masih memberontak.”

“Oke.”

Raya di tempatnya tentu saja memberontak dengan menendang-nendang kaki jenjang lelaki asing itu, “Lo siapa njing!? Lo bukan orang papa! Lepasin woy! tubuh gue- hmfh fmhp hmp!”

Celvino brengsek! Harusnya lo bantu kakak kabur!